Biar duri-duri dan tajamnya Kerikil
jalananan Selalu haus akan darah tapakmu,
Kau terus berlari demi hari Hadapan
untuk anak-anak mu
Tiap lembaran hari kau lukis Pelangi untukku ibu,
Bila aku
telah tertawa itu cukup Penawar letihmu
Aku selalu kau buat ceria ibu!
Tanpa
pernah kutau kalau Keringat Dan darah mengalir disepanjang Jalan kau gendong
aku.
Ibuku sayang… Di jalan ini aku dewasa dalam Tulusnya kasihmu
Aku tumbuh
Menguras mekarmu Kiranya dunia ini akan bisa ku Genggam ibu…
Namun besarnya
kasih sayangmu Tak kan Jua mampu Kupeluk,
Tak kan mampu ibu… Ibuku sayang…
Kasihmu yang tiada tara,hingga Sampai detik ini tak lelah kau Bentengi aku
dengan doa-doa Sucimu Di iringi rinai bening air matamu Kau Mengemis di pintu
arasy
Ya allah… ‘Lindungilah anakku’ Untukmu kadang lupa kau pinta
Dengan apa
kan ku imbangi Kasihmu ibu?
Kiranya dunia inipun kan Jadimilikku Aku hanya akan
bangga jadi Anakmu
Akan ku Coba merangkai seluruh waktuku Yang tersisa
Untuk
memberi hari-hari bahagia Untukmu ibu,
Namun jasamu hanya syorga yang akan
mampu Membalasnya.
BY : Loker Puisi
BY : Loker Puisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar